Selasa, 19 April 2011

BELUM ADA BUDGET UNTUK ASURANSI

Saat prospek, ada beberapa prospek yang beralasan "BELUM ADA BUDGET UNTUK ASURANSI"

Tidak apa-apa kalau belum ada budget untuk asuransi, tetapi pastikan pak prospek sudah ada budget untuk biaya pengobatan ke dokter kalau tiba-tiba terjadi sakit kritis. Karena pak prospek menjadi perusahaan asuransi untuk diri sendiri. Setiap orang terlahirkan sudah memiliki proteksi untuk dirinya, entah diproteksi oleh perusahaan asuransi atau oleh diri sendiri. Karena kalau sudah sakit, tidak mungkin menolak untuk membayar biayanya. Asuransi membuat segalanya lebih mudah, kita menyisihkan yang kecil untuk mengantisipasi resiko yang besar. Kalau orang bijak sih, memilih menyisihkan budget untuk asuransi daripada harus menyiapkan budget besar untuk menghadapi resiko kehidupan.
Sebenarnya harus kita paksakan diri kita, dan saya yakin kalau anda merasa rekening ini penting untuk keluarga, anda pasti mau menyisihkan sedikit, kalau menyisihkan Rp 20 ribu per hari bisa tidak?
Supaya gampang dicerna, misalnya saya perumpamakan barang dagangan.
Seandainya besok pak prospek ke kantor dan mendapat informasi bahwa ada pemotongan gaji sebesar 10% karena perusahaan sedang masa sulit, apakah anda tetap bisa hidup? Nah, anggap saja perusahaan sedang potong gaji 10%.





TAKUT TIDAK BISA BAYAR SAMPAI SELESAI

Contoh :
Saat prospek, calon prospek ada yang beralasan "TAKUT TIDAK BISA BAYAR SAMPAI SELESAI"

Pak prospek,  Anda takut bahwa Anda tidak bisa menyelesaikan Program ini. Tapi bukankah dalam hidup kita memulai banyak hal lain yang kita juga tidak bisa melihat hasil akhirnya? Misalnya : memiliki anak, kitapun belum yakin kita bisa memberi kehidupan yang baik buat anak-anak kita sampai dia dewasa. Apalagi program ini adalah salah satu wujud tanggung jawab kita memberi jaminan kehidupan yang baik buat anak-anak kita.

Ibarat kita hendak menyetir mobil kita di malam hari menuju ke Bandung. Kita nyalakan lampu mobil kita, ternyata hanya bisa menyoroti jalan kita 2-3 meter di depan. Kita tidak mungkin menghendaki sepanjang jalan ke Bandung dapat disoroti lampu mobil kita, baru kita mau jalan. Kita tetap jalan dengan lampu yang hanya menyoroti 2-3 meter di depan lagi, dst. Baru akhirnya kita akan sampai di Bandung. Nah, asal anda cukup yakin bisa menabung dalam jangka waktu satu tahun ke depan, mulailah dulu pak. Nanti kalau memang setahun kemudian ada kebutuhan mendesak, angka ini bisa dikecilkan, atau bahkan mungkin ditambah, karena orang cenderung kehidupannya bertambah baik. Kalau sekarang mampu menabung Rp. 1 juta, saya yakin tahun2 berikutnya pasti bisa lebih.

Rabu, 23 Februari 2011

Mengenal Konsep Dasar Syariah

Sebagian kalangan Islam beranggapan bahwa asuransi sama dengan menentang qodlo dan qadar atau bertentangan dengan takdir. Pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, kemalangan dan kematian merupakan takdir Allah. Hal ini tidak dapat ditolak. Hanya saja kita sebagai manusia juga diperintahkan untuk membuat perencanaan untuk menghadapi masa depan. Allah berfirman dalam surat Al Hasyr: 18, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha mengetahui apa yang engkau kerjakan”. Jelas sekali dalam ayat ini kita diperintahkan untuk merencanakan apa yang akan kita perbuat untuk masa depan.

 
Dalam Al Qur’an surat Yusuf :43-49, Allah menggambarkan contoh usaha manusia membentuk sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan. Secara ringkas, ayat ini bercerita tentang pertanyaan raja Mesir tentang mimpinya kepada Nabi Yusuf. Dimana raja Mesir bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus, dan dia juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau berbuah serta tujuh tangkai yang merah mengering tidak berbuah.
Nabi Yusuf sebagaimana diceritakan dalam surat Yusuf, dalam hal ini menjawab supaya raja dan rakyatnya bertanam tujuh tahun dan dari hasilnya hendaklah disimpan sebagian. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang disimpan untuk menghadapi masa sulit tesebut, kecuali sedikit dari apa yang disimpan.

Sangat jelas dalam ayat ini kita dianjurkan untuk berusaha menjaga kelangsungan kehidupan dengan meproteksi kemungkinan terjadinya kondisi yang buruk. Dan sangat jelas ayat diatas menyatakan bahwa berasurnasi tidak bertentangan dengan takdir, bahkan Allah menganjurkan adanya upaya-upaya menuju kepada perencanaan masa depan dengan sisitem proteksi yang dikenal dalam mekanisme asuransi.

Jadi, jika sistem proteksi atau asuransi dibenarkan, pertanyaan selanjutnya adalah: apakah asuransi yang kita kenal sekarang (asuransi konvensional) telah memenuhi syarat-syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam mekanisme asuransi konvensional terutama asuransi jiwa, paling tidak ada tiga hal yang masih diharamkan oleh para ulama, yaitu: adanya unsur gharar (ketidak jelasan dana), unsur maisir (judi/ gambling) dan riba (bunga). Ketiga hal ini akan dijelaskan dalam penjelasaan rinci mengenai perbedaan antara asuransi konvensional dan syariah.

Asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional mempunyai tujuan sama yaitu pengelolaan atau penanggulangan risiko. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah cara pengelolaannya pengelolaan risiko asuransi konvensional berupa transfer risiko dari para peserta kepada perusahaan asuransi (risk transfer) sedangkan asuransi jiwa syariah menganut azas tolong menolong dengan membagi risiko diantara peserta asuransi jiwa (risk sharing).

Selain perbedaan cara pengelolaan risiko, ada perbedaan cara mengelola unsur tabungan produk asuransi. Pengelolaan dana pada asuransi jiwa syariah menganut investasi syariah dan terbebas dari unsur ribawi.

Secara rinci perbedaan antara asuransi jiwa syariah dan asuransi jiwa konvensional dapat dilihat pada uraian berikut :
Kontrak atau Akad
Kejelasan kontrak atau akad dalam praktik muamalah menjadi prinsip karena akan menentukan sah atau tidaknya secara syariah. Demikian pula dengan kontrak antara peserta dengan perusahaan asuransi. Asuransi konvensional menerapkan kontrak yang dalam syariah disebut kontrak jual beli (tabaduli).

Dalam kontrak ini harus memenuhi syarat-syarat kontrak jual-beli. Ketidakjelasaan persoalan besarnya premi yang harus dibayarkan karena bergantung terhadap usia peserta yang mana hanya Allah yang tau kapan kita meninggal mengakibatkan asuransi konvensional mengandung apa yang disebut gharar —ketidakjelasaan pada kontrak sehingga mengakibatkan akad pertukaran harta benda dalam asuransi konvensional dalam praktiknya cacat secara hukum. Sehingga dalam asuransi jiwa syariah kontrak yang digunakan bukan kontrak jual beli melainkan kontrak tolong menolong. Jadi asuransi jiwa syariah menggunakan apa yang disebut sebagai kontrak tabarru yang dapat diartikan sebagai derma atau sumbangan. Kontrak ini adalah alternatif uang sah dan dibenarkan dalam melepaskan diri dari praktik yang diharamkan pada asuransi konvensional.

Tujuan dari dana tabarru’ ini adalah memberikan dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu satu dengan yang lain sesama peserta asuransi syariah apabila diantaranya ada yang terkena musibah. Oleh karenanya dana tabarru’ disimpan dalam satu rekening khsusus, dimana bila terjadi risiko, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening dana tabarru’ yang sudah diniatkan oleh semua peserta untuk kepentingan tolong menolong.

Kontrak Al-Mudharabah
Penjelasan di atas, mengenai kontrak tabarru’ merupakan hibah yang dialokasikan bila terjadi musibah. Sedangkan unsur di dalam asuransi jiwa bisa juga berupa tabungan. Dalam asuransi jiwa syariah, tabungan atau investasi harus memenuhi syariah.

Dalam hal ini, pola investasi bagi hasil adalah cirinya dimana perusahaan asuransi hanyalah pengelola dana yang terkumpul dari para peserta. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100 persen) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalian si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Kontrak bagi hasil disepkati didepan sehingga bila terjadi keuntungan maka pembagiannya akan mengikuti kontrak bagi hasil tersebut. Misalkan kontrak bagi hasilnya adalah 60:40, dimana peserta mendapatkan 60 persen dari keuntungan sedang perusahaan asuransi mendapat 40 persen dari keuntungan.

Dalam kaitannya dengan investasi, yang merupakan salah satu unsur dalam premi asuransi, harus memenuhi syariah Islam dimana tidak mengenal apa yang biasa disebut riba. Semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya dengan mekanisme bunga.

Dengan demikian asuransi konvensional susah untuk menghindari riba. Sedangkan asuransi syariah daolam berinvestasi harus menyimpan dananya ke berbagai investasi berdasarkan syariah Islam dengan sistem al-mudharabah.

Tidak Ada Dana Hangus
Pada asuransi konvensional dikenal dana hangus, dimana peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa jatuh tempo. Begitu pula dengan asuransi jiwa konvensional non-saving (tidak mengandung unsur tabungan) atau asuransi kerugian, jika habis msa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi asuransi yang sudah dibayarkan hangus atau menjadi keuntungan perusahaan asuransi.

Dalam konsep asuransi syariah, mekanismenya tidak mengenal dana hangus. Peserta yang baru masuk sekalipun karena satu dan lain hal ingin mengundurkan diri, maka dana atau premi yang sebelumnya sudah dibayarkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil saja yang sudah diniatkan untuk dana tabarru’ yang tidak dapat diambil.
Begitu pula dengan asuransi syariah umum, jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka pihak perusahaan mengembalikan sebagian dari premi tersebut dengan pola bagi hasil, misalkan 60:40 atau 70:30 sesuai dengan kesepakatan kontrak di muka. Dalam hal ini maka sangat mungkin premi yang dibayarkan di awal tahun dapat diambil kembali dan jumlahnya sangat bergantung dengan tingkat investasi pada tahun tersebut.

Manfaat Asuransi Syariah
Asuransi syariah dapat menjadi alternatif pilihan proteksi bagi pemeluk agama Islam yang menginginkan produk yang sesuai dengan hukum Islam. Produk ini juga bisa menjadi pilihan bagi pemeluk agama lain yang memandang konsep syariah adil bagi mereka. Syariah adalah sebuah prinsip atau sistem yang ber-sifat universal dimana dapat dimanfaatkan oleh siapapun juga yang berminat.

Demikianlah sekilas ulasan mengenai asuransi syariah. Semoga ulasan ini menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.

M. Fauzi
Agen Prudential Berlisensi
08176630324
fauzim23@yahoo.co

Selasa, 22 Februari 2011

Perlindungan Sakit Kritis

Alasan kenapa orang beli asuransi adalah untuk perlindungan sakit kritis. Apa sih perlindungan sakit kritis? Saya kasih bapak/ibu contoh.
Bapak/ibu pernah dengar orang sakit kemudian meninggal? YA
Bapak/ibu pernah dengar juga orang tidur kemudian meninggal? YA
Mana yang sering bapak/ibu dengar? Orang tidur kemudian meninggal atau sakit dulu baru kemudian meninggal? SAKIT DULU BARU MENINGGAL.


Dengan kata lain, kebanyakan kita sakit dulu baru meninggal. Pada saat kita sakit, apalagi sakit kritis, penghasilan kita pasti terganggu bahkan bisa hilang. Menurut bapak/ibu, keluarga masih butuh ngga biaya hidup? YA

Statistik menunjukkan, kalau kita sakit kritis kita butuh waktu 5 tahun, untuk sembuh total lalu bisa bekerja lagi dan punya income atau 5 tahun lagi kita sudah tidak ada/meninggal. Kira-kira berapa uang yang dibutuhkan untuk keluarga selama 5 tahun kita sakit dan tidak punya penghasilan? TIDAK TAHU

Biaya hidup bapak/ibu sebulan berapa? 5 JUTA. Kalau setahun berarti 60 juta. Dan kalau 5 tahun berarti 300 juta.  Orang tua bapak/ibu dokter bukan? BUKAN. Berarti bapak butuh donk untuk bayar rumah sakit. Jika kita sakit dan berobat di singapore, masuk kelas A. Dapat satu ruangan, ada satu tempat tidur, ada tv, ada ac, toilet pribadi, teman bisa jenguk kapan saja dan harus bayar  $300.000 (2.5milayar) untuk perawatan selama 5 tahun.

Tapi kalau bapak/ibu keberatan, bapak/ibu bisa masuk kelas B, sekamar dengan 3 orang, ada tv tapi kalau mau setel tv harus pake headphone (jangan keras2), biar tidak menggangu teman sebelah dan kalau minum pun terbatas karena kamar mandi cuma satu, kalau mau pipis antri dan kalau teman mau besuk ada jadwalnya jam 8-10 pagi atau 5-7 sore. Dan bapk/ibu harus bayar $150.000.

Kalau bapak/ibu keberatan, bapak/ibu bisa masuk kelas C, dimana kita satu kamar dengan banyak orang, tidak ada tv tapi ada musik gratis dimalam hari, yaitu suara orang tidur mendengkur. Dan harus bayar $100.000.

Dalam hal ini, bapak/ibu mau pilih yang mana? Kelas A, Kelas B, atau kelas C?
  1. Oh pasti, orang sehebat bapak/ibu pasti pilih yang terbaik
  2. Memang pak/bu, kebanyakan orang pilih kelas B
  3. Wah bapak/ibu memang pintar sekali bagaimana cara menghemat uang.

Contoh, prospek pilih kelas B.
Dalam hal ini bapak/ibu butuh 300 juta untuk pengganti penghasilan dan $150.000 untuk biaya perawatan RS. Jadi total yang dibutuhkan adalah Rp300 juta + $150.000
Bapak/ibu sudah siapkan uangnya? BELUM
Nah itu sebabnya pak/bu, banyak orang peduli pada perlindungan sakit kritis. Apakah bapak/ibu juga peduli?
Kalau bapak/ibu peduli dengan hal ini, bapak punya 3 pilihan;
  1. Tidak melakukan apapun
  2. Melakukan sesuatu
  3. Melakukan segala-galanya

Apa yang akan bapak/ibu lakukan, tidak melakukan apapun, melakukan sesuatu atau melakukan segala-galanya pak/bu? 


Setelah membaca tulisan diatas apabila bapak/ibu memutuskan ingin membuka rekening ini namun belum mengerti benar tentang manfaatnya atau bingung,
HUBUNGI SAYA:

M. Fauzi
PT.PRUDENTIAL
fauzim23@yahoo.co.id
08176630324
Saya akan senang sekali memberikan informasi gratis, tanpa mengharuskan anda membuka rekening ini.
Jadi tunggu apa lagi?? hubungi saya sekarang juga untuk memperoleh informasi gratis ini.


Senin, 24 Januari 2011

Minggu, 09 Januari 2011

Perencanaan Prudential


Menabunglah untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Pensiun_bahagia, masa lalu adalah masa yang bukan milik kita lagi. Masa sekarang adalah anugrah, maka manfaatkanlah sebaik mungkin. Sedangkan masa depan belum tentu milik kita dan penuh ketidakpastian. Itulah mengapa diperlukan perencanaan hidup, salah satunya adalah perencanaan finansial untuk masa pensiun, agar kita mudah melakukan tindakan agar masa pensiun sejahtera dan barokah, tanpa menjadi beban anak-anak kita kelak.

Kesejahteraan Pensiun sebenarnya adalah tanggung jawab kita sendiri, bukan tanggung jawab perusahaan atau pemerintah. Melalui Perencanaan Keuangan yang harus dilakukan sejak dini, kita mengembangkan budaya menabung, berapapun besarnya penghasilan seseorang. Menabung merupakan suatu hal yang pasti dapat kita lalukan. Perencanaan untuk kesejahteraan individu yang dilakukan dengan baik pada akhirnya dapat mendukung terciptanya kesejahteraan bangsa Indonesia.

Sudah seharusnya kita mempersiapkan tabungan untuk hari tua secara konsisten dimulai sejak sekarang, sebelum usia produktif berakhir, yaitu sampai umur sekitar 50-an tahun. Sebab di masa tua kita sudah tak mampu bekerja keras lagi. Penghasilan menurun atau bahkan hilang, sementara kebutuhan hidup semakin tua semakin besar. Tabungan dapat dijadikan dana cadangan atau dijadikan investasi misalnya dalam bentuk rumah kos, deposito, reksadana, emas dan lain sebagainya. Sehingga semua kebutuhan hidup dapat tetap tercukupi dihari tua nanti.

Sudah dapat dipastikan juga, bahwa kondisi kesehatan di masa tua cenderung menurun, oleh sebab itu lakukan investasi untuk kesehatan, misalnya mengikuti asuransi. Memiliki asuransi sama halnya mengalihkan biaya yang harus kita keluarkan menjadi tanggungan pihak asuransi. Semakin dini kita berinvestasi untuk kesehatan, semakin kecil premi asuransi yang harus kita bayarkan selagi masih muda. Perlu diingat biaya kesehatan atau  rumah sakit dari waktu kewaktu semakin meningkat. Jadi milikilah asuransi saat ini juga. Memiliki asuransi berarti juga memiliki Perlindungan Aset, yaitu diri Anda.

SURVEY  selama 20 tahun terakhir mengenai ‘nasib’ rata-rata orang  setelah hampir 40 tahun bekerja, setelah usia 65 tahun, rata-rata kehidupannya seperti ini :

Kelompok I, ga-punya-uang

54% hidup miskin/ tergantung pd orang lain (anak, panti jompo, dsb)

36% sakit kritis atau meninggal

5% masih bekerja

Kelompok II

4% hidup mandiri

1% hidup makmur

Menurut Thomas Stanley (Millionaire Next Door), perbedaan antara 2 kelompok ini berhubungan dengan gaya hidup & kegagalan mengatur rencana pensiunnya pada saat mereka masih produktif. 5% merencanakan keuangannya dengan baik, 95% gagal melakukannya atau bahkan tidak merencanakannya sama sekali.

Anda akan menjadi Kelompok I atau II tergantung pada Anda sendiri

* Pernahkah Anda Memikirkan tentang Rencana Pensiun Anda?

* Usia berapa anda berencana pensiun?

* Dihitung dari usia anda saat ini, maka berapa tahun lagi rencana pensiun anda tersebut?

* Gaya hidup seperti apa yang anda inginkan pada saat anda pensiun nanti?

* Biaya-biaya hidup apa saja yang anda butuhkan nanti?

* Berapakah biaya yang diperlukan untuk menunjang gaya hidup & memenuhi keutuhan-kebutuhan tersebut?

* Berapa lama anda & keluarga akan menikmati gaya hidup anda ini?

* Apa saja yang perlu/ telah anda persiapkan untuk masa pensiun anda nanti?

* Berapa nilai aset produktif yang perlu anda persiapkan untuk menikmati rencana pensiun anda tersebut?

* Berapa yang perlu anda tabung setiap bulannya hingga masa pensiun nanti untuk mencapai nilai aset produktif yang anda butuhkan?

* Strategi  Portfolio apa saja yang perlu dipersiapkan agar anda tidak terjebak pada investasi merugikan jangka panjang?

* Bagaimana anda meminimkan efek dari resiko krisis ekonomi yang mungkin akan terjadi pada masa-masa mendatang terhadap portfolio anda?

* Bagaimana dengan keluarga anda? Berapakah yang hendak anda wariskan?

Mulailah untuk membuat perencanaan hidup Anda atau orang lain yang akan membuat rencana untuk hidup Anda

Banyak sekali jalan untuk memulainya. Dan langkah awal bisa dimulai dengan menghubungi kami, karena kami akan membantu membuatkan perencanaan masa pensiun yang lengkap dan bisa Anda jalankan dengan mudah…..Anda bisa mendapatkannya dengan… GRATIS.


Saya akan senang sekali memberikan informasi GRATIS, tanpa mengharuskan anda membuka rekening ini.
Jadi tunggu apa lagi?? hubungi saya sekarang juga untuk memperoleh informasi GRATIS ini.



M. Fauzi
Advisor Financial Planner Prudential

Senin, 03 Januari 2011

Perlindungan Sakit Kritis

Alasan kenapa orang beli asuransi adalah untuk perlindungan sakit kritis. Apa sih perlindungan sakit kritis? Saya kasih bapak/ibu contoh.
Bapak/ibu pernah dengar orang sakit kemudian meninggal? YA
Bapak/ibu pernah dengar juga orang tidur kemudian meninggal? YA
Mana yang sering bapak/ibu dengar? Orang tidur kemudian meninggal atau sakit dulu baru kemudian meninggal? SAKIT DULU BARU MENINGGAL.

Dengan kata lain, kebanyakan kita sakit dulu baru meninggal. Pada saat kita sakit, apalagi sakit kritis, penghasilan kita pasti terganggu bahkan bisa hilang. Menurut bapak/ibu, keluarga masih butuh ngga biaya hidup? YA
Statistik menunjukkan, kalau kita sakit kritis kita butuh waktu 5 tahun, untuk sembuh total lalu bisa bekerja lagi dan punya income atau 5 tahun lagi kita sudah tidak ada/meninggal. Kira-kira berapa uang yang dibutuhkan untuk keluarga selama 5 tahun kita sakit dan tidak punya penghasilan? TIDAK TAHU

Biaya hidup bapak/ibu sebulan berapa? 5 JUTA. Kalau setahun berarti 60 juta. Dan kalau 5 tahun berarti 300 juta.  Orang tua bapak/ibu dokter bukan? BUKAN. 
Berarti bapak butuh donk untuk bayar rumah sakit. 
Jika kita sakit dan berobat di singapore, masuk kelas A. Dapat satu ruangan, ada satu tempat tidur, ada tv, ada ac, toilet pribadi, teman bisa jenguk kapan saja dan harus bayar  $300.000 (2.5milayar) untuk perawatan selama 5 tahun.

Tapi kalau bapak/ibu keberatan, bapak/ibu bisa masuk kelas B, sekamar dengan 3 orang, ada tv tapi kalau mau setel tv harus pake headphone (jangan keras2), biar tidak menggangu teman sebelah dan kalau minum pun terbatas karena kamar mandi cuma satu, kalau mau pipis antri dan kalau teman mau besuk ada jadwalnya jam 8-10 pagi atau 5-7 sore. Dan bapk/ibu harus bayar $150.000.

Kalau bapak/ibu keberatan, bapak/ibu bisa masuk kelas C, dimana kita satu kamar dengan banyak orang, tidak ada tv tapi ada musik gratis dimalam hari, yaitu suara orang tidur mendengkur. Dan harus bayar $100.000.

Dalam hal ini, bapak/ibu mau pilih yang mana? Kelas A, Kelas B, atau kelas C?
  1. Oh pasti, orang sehebat bapak/ibu pasti pilih yang terbaik
  2. Memang pak/bu, kebanyakan orang pilih kelas B
  3. Wah bapak/ibu memang pintar sekali bagaimana cara menghemat uang.

Contoh, prospek pilih kelas B.
Dalam hal ini bapak/ibu butuh 300 juta untuk pengganti penghasilan dan $150.000 untuk biaya perawatan RS. Jadi total yang dibutuhkan adalah Rp300 juta + $150.000
Bapak/ibu sudah siapkan uangnya? BELUM
Nah itu sebabnya pak/bu, banyak orang peduli pada perlindungan sakit kritis. Apakah bapak/ibu juga peduli?
Kalau bapak/ibu peduli dengan hal ini, bapak punya 3 pilihan;
  1. Tidak melakukan apapun
  2. Melakukan sesuatu
  3. Melakukan segala-galanya

Apa yang akan bapak/ibu lakukan, tidak melakukan apapun, melakukan sesuatu atau melakukan segala-galanya pak/bu?